Normalnya, setiap wanita akan mengalami gejala kehamilan terlambat haid, morning sickness, kelelahan, sering buang air kecil atau mengidam. Namun, pada cryptic pregnancy, seseorang bisa hamil tanpa menyadari kehamilannya.
Siapa yang Lebih Berisiko Cryptic Pregnancy?
Cryptic pregnancy adalah kasus kehamilan yang langka. Menurut para pakar, 1 dari 475 wanita baru menyadari kehamilannya di usia 20 minggu dan 1 dari 2.500 wanita menjalani persalinan sebelum menyadari kehamilannya. Risiko ini lebih mungkin dialami oleh wanita dengan kondisi tertentu, di antaranya:
- Baru saja melahirkan dan tidak menggunakan alat kontrasepsi sehingga kehamilan mungkin terjadi kembali
- Memiliki riwayat sindrom ovarium polikistik (PCOS), masalah hormon yang menyebabkan menstruasi tidak teratur
- Kesalahan dalam penggunaan alat kontrasepsi sehingga tidak memberikan pencegahan kehamilan sebagaimana mestinya
- Sedang dalam perimenopause, masa transisi menopause di mana seseorang masih memiliki kemungkinan untuk hamil saat melakukan hubungan seksual tanpa pengaman
- Belum pernah hamil dan tidak memiliki pengetahuan tentang kehamilan sama sekali
Baca Juga: Cryptic Pregnancy: Hamil Tanpa Ada Gejala Kehamilan, Ini Penjelasannya!
Penyebab Cryptic Pregnancy
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan cryptic pregnancy, salah satunya adalah tidak memiliki pengetahuan tentang kehamilan atau memiliki masalah kesehatan mental yang menghalangi seseorang menerima kondisi kehamilan.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang dapat menyebabkan cryptic pregnancy, di antaranya:
Kesalahan dalam penggunaan alat kontrasepsi
Kesalahan dalam menggunakan alat kontrasepsi dapat menyebabkan kehamilan tersembunyi (cryptic pregnancy). Meskipun alat kontrasepsi seperti pil KB, kondom, KB suntik atau IUD memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam mencegah kehamilan, tetapi tidak ada metode kontrasepsi yang sepenuhnya 100% efektif.
Ketidakpatuhan terhadap jadwal penggunaan dapat meningkatkan risiko kehamilan. Misalnya, penggunaan pil KB yang tidak tepat waktu atau melewatkan dosis. Jika alat kontrasepsi mengalami kerusakan, seperti robeknya kondom atau rusaknya IUD, maka perlindungan kontrasepsi menjadi tidak efektif.
Menstruasi tidak teratur
Orang yang mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS), memiliki gangguan hormonal yang menyebabkan menstruasi datang tidak teratur. Anda mungkin tidak menyadari bahwa keterlambatan haid yang dialami sebenarnya adalah kehamilan.
Baca Juga: Penyebab dan Faktor Risiko Terjadinya Kehamilan di Luar Kandungan (Ektopik)
Kesalahan penggunaan alat tes kehamilan
Tes kehamilan yang menghasilkan negatif palsu meskipun Anda sebenarnya hamil, dapat terjadi karena beberapa hal seperti terlalu awal melakukan tes, tidak menggunakan alat tes sesuai petunjuk, kehamilan ektopik, dan adanya gangguan hormonal lainnya. Akibatnya, Anda tidak menyadari bahwa sebenarnya Anda sedang hamil.
Melewatkan tanda-tanda kehamilan
Setiap wanita memiliki pengalaman kehamilan yang berbeda, termasuk gejala kehamilan yang bervariasi. Beberapa wanita dapat mengalami gejala yang jelas dan khas seperti kram, mual, muntah, dan nyeri payudara, sementara yang lain mungkin tidak mengalami gejala-gejala tersebut atau hanya mengalami gejala yang lebih umum.
Ketidaktahuan akan tanda-tanda kehamilan mungkin terjadi, terutama jika seseorang tidak mengharapkan kehamilan atau tidak menyadari kemungkinannya.
Kehamilan tersembunyi (cryptic pregnancy) mungkin berbahaya bagi tumbuh kembang janin di dalam rahim dan juga kondisi kesehatan ibu selama kehamilan. Kehamilan sebaiknya mendapatkan pemeriksaan dan pemantauan dokter atau bidan agar janin di dalam kandungan dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik, serta tidak ada komplikasi yang memengaruhi kehamilan serta kesehatan ibu.
Periksakan tanda-tanda kehamilan yang Anda alami atau manfaatkan layanan konsultasi dengan dokter dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store di ponsel Anda.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim